Langsung ke konten utama

Elaborasi - STEPHIANA ARI RITA - Kelas 08.134

 

  1. Tuliskan satu pengalaman Anda terkait proses pembelajaran yang merefleksikan (mencerminkan) pemikiran KHD?

Pengalaman saya berhamba pada anak: pemberian tugas disesuaikan dengan minat dan kemampuan anak atau gaya belajarnya. ketika memberikan aksi nyata suatu tugas dalam mapel saya kini membebaskan anak untuk melakukannya dalam bentuk gambar, cerita atau edit video. Selanjutnya melakukan diagnostik pribadi anak untuk mengetahui keadaan dan kebutuhan peserta didik sebelum mengajar.

  1. Bagaimana perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam konteks sosial budaya di daerah saya? Perubahan konkret apa yang dapat saya lakukan untuk mewujudkannya?

Perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam konteks sosial budaya di daerah saya adalah mendampingi, membimbing atau mengemong anak memiliki sikap HASTHALAKU dan mencintai budayanya. HASTALAKHU meliputi gotong royong, guyub rukun, grapyak semanak (ramah), lembah manah (rendah hati), ewuh pakewuh (saling menghormati), pangerten (saling menghargai), andhap ashor (berbudi luhur), dan tepa selira (tenggang rasa).

Sedangkan budaya khas Solo misalnya Batik, Wayang Orang, Batik Carnival, Sekaten, Grebeg Sudiro.

Perwujudan konkret HASTHALAKU misalnya dengan membiasakan 5S, menggunakan batik khas Solo, kegiatan piket kelas bersama, pembiasaan karakter HASTHALAKU bergantian setiap minggunya,

Perwujudan konkret mencintai budaya khas Solo misalnya dengan menonton video, melihat pertunjukkan, menjadi peserta kebudayaan baik itu Batik Carnival, Sekaten, Grebeg Sudiro . Untuk budaya batik dapat diwujudkan dengan kegiatan mengenal batik (membatik, menggambar pola batik, menonton video, kunjungan ke pabrik batik).

  1. Mengapa Pendidikan perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman? Kodrat alam dan kodrat zaman menjadi bagian tak terpisahkan peserta didik. Dasar seorang anak dan keadaan memiliki hubungan konvergensi (saling mempengaruhi). Seorang anak lahir dengan kodrat alam ( kemampuan, bakat, potensi, keadaan) yang berbeda-beda. Mereka kemudian bertumbuh dan berproses sesuai dengan jamannya. Maka dalam mendidik, pendidik perlu mengetahui kodrat alam masing-masing anak agar dapat mendidik dengan maksimal. Selanjutnya pendidik mengenalkan, menyesuaikan dan merancang pendidikan sesuai dengan jamannya, sehingga pendidikan tersebut bersifat luwes dan dinamis.
  1. Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang berhamba pada anak” dengan peran saya sebagai pendidik?

Jawab:

Sebagai pendidik, saya memandang relevansi pemikiran KHD “ Pendidikan yang berhamba pada anak sebagai mempunyai komitmen yang kuat untuk memberi layanan sebaik-baiknya pada peserta didik.

Secara lebih rinci ini berarti:

-      Menomor satukan murid dalam setiap keputusan pembelajaran yang dibuat

-      Memandang anak dengan hormat

-      Memberikan pendidikan yang seimbang antara olah cipta, rasa, karsa, dan olah raga

-      Tidak memaksakan kehendak, namun melihat kebutuhan, minat dan kemampuan anak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SALAM JUMPA

Salam jumpa untuk semua Apa kabar engkau di sana Kuharap engkau baik-baik saja Aku kamu kita semua Salam jumpa untuk semua Mari kita bersukaria Dalam acara temu OMK Bergembira bersama-sama   Reff :       Kita di sini tuk berbagi cinta Membuka hati tuk semua Bergandengan tangan sambil bergoyang Kita rayakan kebersamaan ini dalam Tuhan Kita di sini tuk berbagi cinta Membuka hati tuk semua Bergandengan tangan sambil bergoyang 1 2 3 kita kumpul semua oke

RPP PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SD KELAS 1 - KURIKULUM 2013 REVISI

RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kurikulum 2013 dibuat per Kompetensi Dasar (KD). Berikut adalah RPP Kelas 1 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti untuk KD 1,2 dan 3 . RPP dibuat sesuai 4 pengetahuan yang harus dimiliki oleh peserta didik yaitu pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif sebagaimana diharapkan dalam akreditasi. Selain itu berusaha menerapkan karakter, HOTS,   dan 4C. KD 1 KD 2 KD 3