1.
Sakramen Rekonsiliasi
Unsur-unsur sakramen rekonsiliasi
1.
Penyesalan
atau Tobat
a.
Anugerah Allah
Pertobatan
ini adalah anugerah Allah kpd manusia. Penyesalan ini selalu berarti
kepercayaan kpd Allah yg mengampuni. Jadi penyesalan itu tdk bisa diartikan sbg
pembenaran diri
b.
Seluruh Dimensi Manusia
Penyesalan
atau tobat ialah kesedihan jiwa & kejijikan terhadap dosa yg dilakukan,
dihubungkan dg niat, mulai skrg tdk berdosa lagi. Penyesalan ini melibatkan
seluruh kepribadian manusia (tangisan penyesalan)
c.
Pembebasan & Kegembiraan
Penyesalan
adalah penemuan kembali jati diri sejati seseorg yg telah diusik & diganggu
oleh dosa. Maka penyesalan adalah sebuah pembebasan dlm relung hati terdlm dari
diri manusia, & karena itu menemukan kembali kegembiraan yg hilang, yaitu
kegembiraan sbg org yg diselamatkan
2.
Pengakuan
Lisan
a.
Pengakuan lisan adalah ungkapan
lahiriah yg menunjukkan penyesalan itu sungguh murni
b.
Pengakuan lisan ini juga menunjukkan
ketulusan & kerendahan hati pentobat di hadapan Tuhan dg membuka diri &
mendambakan pengampunan
c.
Pengakuan juga menunjukkan bahwa
pentobat menerima tanggungjawab atas dosa2x
d.
Sikap mengakui & menerima ini
sangat dibutuhkan utk penyembuhan. Karena itu, dlm pengakuan dibutuhkan
kerendahan hati, ketulusan dan iman
3.
Pengampunan
Dosa atau Absolusi
a.
Yg diampuni adalah dosa & hukuman
atas dosa tsb
b.
Pengahapusan dosa itu pertama2 bukan
karena pertobatan, tetapi karena org yg bersangkutan disatukan dg Xtus yg
memberi pengampunan
c.
Jadi, manusia hanya perlu
mempersiapkan diri dlm tobat dan iman & Allah akan memberi pengampunan dan
memberikan rahmat-Nya
d.
Absolusi ialah ungkapan kegembiraan
Allah menerima kembali si pentobat kedlm pangkuan-Nya & ke dlm persekutuan
Gereja. Dlm hal ini pelayan bertindak atas nama Yesus Xtus dan Gereja
4.
Silih
atau Penitensi
a. Silih
atau penitensi adalah tindakan laku-tapa yg dilakukan setelah menerima absolusi
& melengkapi ungkapan tulus pertobatan
b. Silih
juga merupakan tanda komitmen pribadi utk memulai hidup baru di hadapan Allah
c. Dg
melakukan tindakan silih pentobat menyatukan matiraga fisik dan rohanix pd
sengsara Yesus yg telah memperoleh pendamaian utk kita
d. Jadi,
penitensi merupakan ungkapan pentobat utk memulihkan diri & hidupx yg rusak
akibat dosax sendiri
Tiga
bentuk perayaan sakramen
a) rekonsiliasi
secara individual. Cara yang normal dan biasa karena
dosa itu secara mencalam bersifat pribadi. Pengakuan dosa dan absolusi
dilakukan secara individual. Bentuk ini tidak boleh diabaikan karena
memungkinkan pemberian bimbingan rohani yang berguna untuk pengolahan batin dan
perkembangan individu bisa diperhatikan. Pengolahan batin dibutuhkan untuk
membantu pentobat menemukan akar-akar dosa dan menyadari kelemahan dan
kerapuhannya.
b) Rekonsiliasi
sejumlah pentobat dengan pengakuan dan absolusi secara pribadi. persiapan
dilakukan secara bersama misalnya dalam bentuk ibadat tobat. Persiapan bersama
ini bisa menunjukkan sikap komuniter dari pertobatan dan rekonsiliasi.
Mendengarkan sabda Allah bersama-sama dan adanya renungan bisa mempunyai dampak
positif dalam mengerti dinamika dosa dan belas kasihan Allah.
c) Rekonsiliasi
sejumlah pentobat dengan pengakuan dosa dan absolusi secara umum. Pengakuan dosa dilakukan secara masing-masing secara
privat dan kemudian diberikan absolusi umum. Absolusi umum ialah pengampunan
dosa yang diberikan secara bersama-sama atau umum tanpa melalui pengakuan
individual.
Syaratnya :
a) Apabila bahaya maut
mengancam dan tiada waktu lagi bagi imam atau para imam untuk mendengarkan
pengakuan masing-masing peniten.
b) ada kebutuhan
pastoral yang sangat mendesak. Apabila kemudian keadaan memungkinkan, pentobat
dianjurkan untuk secepat mungkin melakukan dosa-dosa berat melalui sakramen
secara individual.
Inti Rahasia pengakuan
-
Setiap imam yg mendengarkan pengakuan
dosa wajib menyimpan rahasia pengakuan dosa yg meliputi: semua dosa (baik
ringan maupun berat); obyek dosa(jenis dosa), situasi dosa, semua pengetahuan
yg diperoleh dan identitas pentobat.
-
Inti rahasia pengakuan adl menjaga agr
tdk trjadi identifikasi antara dosa dan pendosa shg org tdk bisa mengerti dosa
trtentu dilakukan olh org trtentu. Pngetahuan tdk boleh dilakukn utk mengambil
tndakan tertentu shg diluar perayaan sakramen, sbg pribadi seorang imam tdk
mgetahui apapun bahkan apabila dibawah ancaman hukm sipil.
-
Rhasia pgakuan dinamakan materai
sakramental krn apa yg dipercayakan peniten kpd imam tgl termeterai olh
sakramen.
2.
Sakramen Pengurapan Orang Sakit (SPOS)
Perubahan dalam KV II
Bentuk
perubahan
|
Sebelum
KV II
|
SESUDAH
KV II
|
Nama
|
Sakramen
perminyakan terakhir
|
Pengurapan
orang sakit
|
Bagian Yang diurapi
|
Yg
menjadi symbol bagian dari dosa ±20 tempat
|
Dahi
dan kedua telapak tanga
|
Penerima
|
Org
yang mau meninggal
|
Org
yg sakit keras, lansia yg fisiknya menurun,org yg akan menghadapi bahaya
besar, org yg br meninggal, org sakit batin/memiliki kelemahan
|
Urutan
|
Berubah2
|
S.
Tobat, S. Pengurapan, S. Ekaristi
|
Buah2 SPOS
1. Anugerah Khusus Dari RK
a.
Rahmat pertama sakramen ini adalah
kekuatan, keetenangan & kebesaran hati utk mengatasi kesulitan2 yg
berkaitan dg suatu penyakit berat
b.
Rahmat ini adalah anugerah dari RK yg
memperbaharui iman, harapan & kasih serta menguatkanx melawan godaan musuh
yg jahat, melawan godaan utk berkecil hati dari rasa takut akan kematian
2. Persatuan Dg Sengsara Xtus
a.
Situasi penderitaan & sakit
membantu si sakit utk bersatu dg Xtus secara lebih nyata
b.
Undangan utk berpartisipasi pd
kemenangan-Nya atas maut
3. Rahmat Gerejani
a.
Melalui SPOS & doa imam, seluruh
Gereja menyerahkan mereka yg sakit kpd Tuhan yg bersengsara & telah
dimuliakan, supaya Ia menyembuhkan & menyelamatkan mereka
b.
Gereja mendorong mereka utk secara
bebas menggabungkan diri dg sengsara & wafat xtus
4. Persiapan Utk Perjalanan Terakhir
(Diatikum)
Urapan
terakhir ini memberi bekal akhir hidup kita di dunia ini dg satu harapan dg
perjuangan2 terakhir sebelum berpulang ke rumah Bapa
(Penjelasan lebih lanjut sbg Bahan
bacaan)
a. Anugerah khusus dari Roh Kudus.
Rahmat pertama
sakramen ini adalah kekuatan, ketenangan dan kebesaran hati untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan suatu penyakit berat atau dengan
kelemahan karena usia lanjut. Rahmat ini adalah anugerah dari Roh Kudus yang
memperbaharui iman, harapan dan kasih serta menguatkannya melawan godaan musuh
yang jahat, melawan godaan untuk berkecil hati dari rasa takut akan kematian.
Tindakan simbolis pengurapan bisa mengungkapkan daya tahan iman dan harapan
pada Allah, dan sekaligus, melalui sentuhan fisik, pengurapan bisa menunjukkan
kehadiran dan solidaritas insani (yang bisa menyembuhkan). Bantuan Tuhan
melalui kekuatan RohNya hendak membawa orang sakit menuju kesembuhan jiwa,
tetapi juga kesembuhan badan kalau Allah menghendakinya. Dan jika ia telah
berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.
b. Persatuan dengan sengsara Kristus
Rahmat kedua ialah
kekuatan dan anugerah Roh Kudus untuk mempersatukan diri lebih erat lagi dengan
Tuhan yang menderita dan dimuliakan. Situasi penderitaan dan sakit membantu si
sakit untuk bersatu dengan Kristus secara lebih nyata, sekaligus undangan untuk
berpartisipasi pada kemenanganNya atas maut. Pengurapan itu juga menunjukkan
solidaritas Kristus sendiri pada penderitaan si sakit. Jika demikian, maka
saat-saat sakit dan penderitaan menjadi saat-saat rahmat, yaitu undangan untuk
menghayati dalam Kristus dan bersama Kristus, saat-saat sakit itu. Jika penderitaan
diterima dalam iman dan dengan gembira, maka penderitaan dan penyakit itu
menjadi kesaksian akan rahmat dan karya Tuhan. Dengan demikian, si sakit
ikutserta secara aktif dalam karya keselamatan, yaitu menjadi saksi akan
kemenangan kebangkitan Kristus.
c. Rahmat Gerejani
Gereja mendoakan
orang sakit dalam persekutuan para kudus dalam upacara sakramen pengurapan
orang sakit. Melalui SPOS dan doa imam, seluruh Gereja menyerahkan mereka yang
sakit kepada Tuhan yang bersengsara dan telah dimuliakan, supaya ia
menyembuhkan dan menyelamatkan mereka. Bahan gereja mendorong mereka untuk
secara bebas menggabungkan diri dengan sengsara dan wafat Kristus. Sebaliknya,
bila si sakit menerima kesengsaraan dengan bebas, maka si sakit memberikan
sumbangan rohani lewat rahmat sakramen demi pengudusan Gereja dan kesejahteraan
semua orang.
d. Persiapan untuk perjalanan terakhir.
Viatikum
berarti bekal perjalanan terakhir bagi jemaat yang hendak meninggal. Urapan
terakhir ini memberi bekal akhir hidup kita di dunia ini dengan satu harapan
yang kuat untuk berhadapan dengan perjuangan-perjuangan terakhir sebelum
berpulang ke rumah Bapa. Ekaristi adalah dan sepantasnya menjadi sakramen orang
yang akan meninggal. Ekaristi mengandaikan bahwa situasi ini tidak disangkal,
tetapi dibawa ke kesadaran dan ditempatkan pada kehadiran Allah yang mengasihi
dan berbelas kasih.
3.
Sakramen Perkawinan
Definisi Perkawinan
Ø Perkawinan
adalah persekutuan hidup antara seorang pria dan wanita, atas dasar ikatan
cinta kasih yang total, dengan persetujuan bebas dari keduanya yg tidak
dapat ditarik kembali, dengan tujuan : kesejahteraan keluarga, perkembangan
pribadi dan kelangsungan bangsa.
Ø Perkawinan
ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri, dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.
Unsur2 yg membentuk Perkawinan sbg Convenant(Prjanjian)
1.
Perjanjian
-
Perkawinan adl tanda perjanjian Allh dg
mc dan jg Kristus dg GrjaNya. Selain tanda dan saran, perkawinan jg
menghadirkan dan mewujudkan Perjanjian Ilahi Allah dan Kristus.
-
Kata perjanjian menunjukkan lebh dr
sekedar hub legal(kontrak) tp jg hub personal dan religius shg hanya trjadi
antara 1 pria dan 1 wanita.
-
Kesatuan ini berarti hdup bersama dg
pasangannya y.i kebersamaan untuk tetap menjadi dirinya sendiri dan tdk
merampas kebebasan masing2 pasangan
2.
Keputusan Pribadi
-
Perjanjian menunjukkan proses slg
memberikan dan menerima diri antara pasangan krn adanya keputusan pribadi yg
dinyatakan dlm kesepakatan bg ungkpan seluruh pribadi masin2 pasangan
-
Keputusan bersifat intelektual dan
sepenuhnya personal (termasuk ungkapan afektif) sbg ungkapan cinta kasih
kemempelaian diantara mrk berdua.
3.
Penyerahan diri secara total...dan mantap
-
Krn keputusan mengalir dr seluruh
pribadi kedua org tsb(pasangan), mk kesepakatan dlm perjanjian itu adl suatu
penyerahan diri yg menyeluruh.
-
Total berarti tnpa syarat, tdk mengenal
batas dan berlangsung selamanya.
-
Mantap berarti penuh, bkn coba2.
-
Jd dlm perjanjian tersirat pemberian
diri scr total tnpa syarat(cinta di berikan Cuma2)
4.
Kesatuan yg erat dan stabil
-
Saling pemberian dan penerimaan diri
melahirkan tujuan bersama untuk seumur hidup shg keduanya menjadi 1 daging.
Kesatuan ini empunyai dampak sosial: diakui masyarakat, bersifat erat dan
stabil. Mk kesatuan ini menyiratkan tak terbatalkan.
-
Perkawinan sbg perjanjian berarti
pemberian diri csr bebas dlm kasih dan tdk mengenal batas seperti Allah setia
tanpa syarat pd komitmen kasih.
-
Perkawinan adl sakramen ata tanda dr
perjanjian kasih Allah dg mc, Ysus dg Grj. Kasih suami istri menentukan
sakramentalitas perkawinan.
5.
Rahmat sakramental
-
Skaramen perkawinan memberikan anugerah
Roh Kudus yg khas. Rahmat ini menyempurnakan cinta suami istri untuk memperkuat
kesatuan mereka yg tak terceraikan. Berkat rahmat ini mrk saling membantu untuk
menjadi suci dlm hidup berkeluarga, menerima dan mendidik anak.
-
Kristus scr tetap hdir dlm perkawinan
mrk dan terus menerus menawarkan rahmat yg mrk perlukan.
-
Mrka diberi prarasa dlm perjamuan
perkawinan Anak Domba.
Keabsahan perkawinan
Ø
kedua mempelai
dalam keadaan bebas, baik secara yuridis (tdk terikat perkawinan lain) maupun
secara moral (tdk ada tekanan).
Ø
Tidak ada
halangan pernikahan dalam hal hubungan darah maupun ijin dispensasi.
Ø
Perkawinan
katolik akan sah bila sudah ada perjanjian nikah (saling menukar janji) dan
bila hubungan suami-istri itu sudah diungkapkan dalam hubungan seksual (matriomonium ratum et consummatum)
Ø
Dilaksanakan
dihadapan dua saksi dan saksiresmi Gereja, yaitu imam atau diakon.
Ø
Di Indonesia: Orang
yang hendak sling menerimakan sakramen perkawinan harus mengikuti pelajaran
agama (kursus perkawinan) terlebih dahulu dan supaya mendapat penyidikan
kanonik terlebih dahulu.
Sifat Perkawinan
1. Bersifat Monogam
Ø Perkawinan
itu terjadi antara satu pria & satu wanita.
Ø Sifat
monogam ini didasarkan pd keutuhan & ke-tak-terbagi-an cinta Xtus kpd
gereja
Ø Pemberian
kasih timbal-balik secara total hanya bias terjadi dlm relasi antara satu pria
dg satu wanita
Ø Sifat
monogam menunjukkan bahwa hub kasih dlm perkawinan bersifat eksklusif
2. Perkawinan Bersifat Tak Terceraikan
Ø Jika
perkawinan itu sudah abash secara ratum et consumatum, maka perkawinan itu
harus berlangsung dlm suka-duka & tak bias diceraikan
Ø Sifat
tak-terceraikan ini meneladani sifat kasih Xtus sendiri yg setia & tdk
berkesudahan
Ø Sifat
tak-terceraikan itu tdk berlaku ketika salah satu dari pasangan itu meninggal
dunia
Ø Dlm
kasus seperti itu, pasangan yg masih hidup diperbolehkan menikah
4.
Sakramen Tahbisan
3 Jenjang imamat
1)
Tahbisan Uskup- kepenuhan Sakramen Tahbisan
- Menurt tradisi yg mendapat tmpat utama adl mrk yg diangkat
mnjd uskup krn pergantian sjk permulaan membawa benih rasuli. Mrka diperkaya dg
pencurahan istimewa Roh Kudus yg trun dr Xt pada diri mrka mll penumpanagn tgn dan
kata2 tahbisan dlm sakramen tahbisan. Sakramen ini memberikan cap meterai shg
menjalankan peranan Xt: sbg Guru, Gembala dan Imam Agung serta bertindak dalam
pribadi Yesus (in Eius persona agant).
- Mll tahbisan uskup diterimakan kepenuhan Sakramen Imamat
(Imamat penuh dr Ysus Xt) dan disebut sbg imamat tertinggi, keseluruhan pelayanan
suci.
- Dalam penahbisan uskup baru, beberapa uskup (uskup sekitar)
turut serta. Penahbisan seorang uskup sah dg tindakan khusus dr uskpu Roma.
- Uskup memiliki tgs atas Grj lokal yg dipercayakan kepadanya
dan juga dia hrs memperhatikan semua Gereja lokal serta bertanggung jawab atas
tugas2 misi Grj.
2)
Tahbisan Imam- rekan sekerja Uskup
- Kristus diutus Bapa ke dunia, dan mll pra Rasul Dia mengikut
sertakan pr pengganti mereka (uskup2) dalm tgs perutusan-Nya. Pr Uskup kmudian
dg sah menyerahkan tgs pelayanan kpd berbagai orang dlm Grj dlm tgkat berbeda2.
- Pelayanan yg terbawah diserahkan kpd imam shg imam mjd
rekan2 kerja bagi tingkat para uskup. Krn tergabung dg fungsi Uskup, imam jg menyandang
kewibawaan Xt untk membangun, menguduskan dan membimbing Tubuh-Nya. Dg materai
istimewa, pr imam djaikan serupa Yesus sang Imam.
- Imam tdk menerima puncak imamat dan melaksanakan kuasa
tergantung Uskup. Akn tetapi perutusan mrk tdk trbatas dan sempit. Mrk
disiapkan untuk misi keselamatan yg luas dan universal.
- Tgs mereka scr khusus menyangkut ibadat Ekaristi (synaxis).
Mrk menggabungkan doa2 umat beriman dg menghadirkan kurban Yesus.
- Semua imam bersatu dlm persaudaraan sakramental dalm
keuskupan yg mereka layani mjd satu presbiterium (dinyatakan deg penumpangan
tagn pr imam sesudah uskup pd tahbisan baru)
3)
Tahbisan diaken- untuk pelayanan
- Pada tkt lebih
rendah, diaken ditumpangi tgn bukan untuk imamat melainkan untuk pelayanan. Uskup hy menumpangkan tgn dan dg demikian
maka myatakan diaken bergabung bersama uskup dlm pelayanan. Dg cr yg khususu
diaken mengambil bagian dalam perutusan
dan rahmat Kristus.
- Tgs diaken: pelayanan rahasia ilahi terutama ekaristi,
membagi komuni kudus, mmbaca Injil dan kotbah, mjd saksi akad Perkawinan dan
memberkati mempelai, memimpin pemakaman, megabdiakan diri pd pelayanan
karikatif
2 cara mengambil bagian imamat
Ada
2 cara mengambil bagian dlm imamat yaitu mll imamat umum dan imamat jabatan.
Imamat umum : Oleh pembaptisan setiap orang sbg anggota tubuh-Nya mengambil
bagian dalam imamat Kristus(melanjutkan karya keselamatan Xt). Maka kewajiban
baptisan adalah mengambil bagian dlm kegiatan apostolik dan misioner umat Allah
dl tritugas Xt (nabi, imam, raja).
Imamat
khusus / jabatan: cara khas dlm imamat Xt yg diambil oleh
hirarkis berbeda dg umat Allah pd umumnya. Mrka scr khusus memberikan diri bagi
tgs2 Xt.
Kedua
imamat ini diarahkan satu kepada yg lain walaupn berbeda kodratnya. Imamat umum
trlaksana dlm pgmbangan rhmat baptisan, pnghayatan iman, harapan, cinta dan
hdup dlm Roh Kudus sdgkan imamat jabatan ada untuk melayani imamat umum.
Keduanya sebagai sarana bagi Kristus untuk mmbangun dan membimbing Grj.
Komentar
Posting Komentar