BINTANG??
Apakah
itu di langit?
Dia
berkelip-kelip, kecil namun mampu menembus hingga ke hati.
Dia
cantik, juga gagah
Siapa
dia?
Buuk..
Tabrakan lagi!!!!
Ya
ampun! Anak ini lagi.. Dan lagi-lagi aku terjatuh meski aku tidak mendarat di
lantai.
“ haahaa.. kamu lagi” katanya -cowok
yang pernah nabrak aku waktu pertama kali aku masuk kuliah. Mudah sekali aku
mengingat namanya karena dia lumayan menonjol di kelas. Dan sifatnya tidak
menunjukkan namanya. Sikapnya sama sekali tidak segagah namanya: Gagah Langit
Prakasa.
“Yah benar, maaf. Dan..” kulirik
tangannya yang masih memegang lenganku,”.. bisa lepaskan tanganmu? Peganganmu
terlalu erat.” Lanjutku. Kupandang wajahnya. Ternyata pertumbuhannya luar
biasa. Aku terlihat sangat pendek kini. Hampiiiir sebahunya.
“Lihat ni merah!” kutunjukkan
lengan kananku yang membekas jari-jari tangannya.
“Harusnya kamu berterimakasih
donk. Kalau tidak kamu akan jatuh.. untuk kedua kalinya.” Katanya nyengir.
Oh ya, tentu ja trimakasih telah
meninggalkan bekas kemerahan di tanganku (dalam hati) .Huh.. sabar, Lintang!
Kuambil nafas dalam-dalam, tersenyum manis dengan sekuat-kuatnya kemudian
berlalu. Aku harap Gagah terpesona dengan lesung pipitku sehingga dia tidak
berbicara lebih lama lagi. Heran aku dengan cowok ini. Suka banget
nabrak-nabrak.
Pip..pip..pip..
Tumben! Tidak seperti biasanya hp ku
berdering di pukul 21.00 WIB. Pasti bukan keluargaku.
X:
Kata orang bintang itu indah..
Tapi kenapa bintang tidak dibilang gagah??
Benar
saja, ada no baru yang muncul.. ya mpun kenapa pakai simbol2.
Aku: mksd kmu BINTANG?
Pip..pip..pip.
oh dia balas smsnya.
X: yup.
Napa y tidak dibilang gagah??
iseng
banget ni anak. Masa pertanyaannya menjerumuskan. Okey... siapa takut. Aku pun
menjawabnya.
Aku: Gagah???
Gak banget. Bintang tu indah.Indah kan kata yang cocok sejak jaman nenek moyang.
Selama
ni kata yang menggambarkan bintang kan indah. Mana da bintang gagah?! Kelihatan
banget ni anak sensi ma kata ‘indah’.
Pip...pip..pip
X: mnrutku bintang tu gagah. Coba deh lihat keluar
jendela... mereka ga2h.
Refleks
aku langsung membuka jendela kamarku... wah... banyak sekali.
Aku: wah... banyak
bintang.. mereka indah.
X: Kmu+senyummu >
indh dari *
Aku: mksdny???
......
Aku:mf kmu cp???
.....
Dan malam itupun berakhir demikian.
Dengan sms tanpa bls dari seseorang yang membahas kegagahan bintang. Uh.
Nyebelin pakai nggantung seperti ini. Ku
banting hp-ku ke tempat tidur- masih belum tega membanting ke lantai- kemudian
terlelap dengan janji besok akan menanyakan siapa pemilik no itu ke teman-teman.
Keherananku
benar-benar bertambah saat aku tidak pernah mengetahui siapa pemilik no
semalam. Memang aku langsung menyimpannya dengan nama : Bintang jelek. Kini
setelah aku tak menemukan pelaku yang sesungguhnya, aku berencana menghapus no
itu... tapi sayangnya no itu telah menancap erat di otakku karena sehari ini
aku terus mengulangnya untuk kutanyakan pada teman-temanku. Ugh...
Perjalanan
pulang kuliah sebenarnya tidak ada yang istimewa, bahkan terkesan mengganggu.
Karena hp ku bergetar tepat ketika aku melangkah keluar dari kampus... sebuah
pesan masuk . Hanya sebuah pesan.
Bintang
jelek : gy kgen Q ya kok cri2??
Iya
benar.. hanya sebuah pesan dengan 1 kalimat yang bernada ingin tahu namun sok
tahu. Langsung kuketikkan sebuah jawaban dan kumasukkan hp ku kembali ke dalam
saku jaketku tanpa menunggu pesan balasan. Laperrr..
“
Lintang ikut yuk...”
Steph
yang kebetulan tinggal satu kos denganku telah bertengger di kamarku sejak
sejam yang lalu dengan laptop di hadapannya.
“
Kemana, Steph?..” kualihkan pandanganku dari Eclipse tebal yang kubaca.
“
Ke kos Wati.. “ bahkan dia tidak mengalihkan matanya dari laptop sama skali.
“
Ooooh.. ayo.”keletakkan buku favoritku dan menghampirinya. “ Kamu lg apa,
Steph?” tanyaku tanpa menyembunyikan nada penasaran di dalamnya. Setelah sampai
di sampingnya, kuperhatikan laptopnya. Sebuah blog. Sekalipun dari kampung, aku
cukup tahu apa itu blog. Namun terlalu jauh letak desaku dengan desa yang lain,
internet nggak pernah menjangkau ke relung hatiku.
“
Ini blog kamu?” tanyaku.
“
He’em” jawabnya singkat.
“Buatkan
dong, Steph” pintaku.
Step langsung mengalihkan perhatian
kepadaku. Ada nada heran dari wajahnya, “ emang kamu tahu blog itu apa?”
tanyanya.
“Eh,
Ndut.. aku emang orang desa tapi otak udah semi kota ya..” kucibirkan bibirku.
“Hahag.
Wajah kamu kalau lagi sewot lucu,Lin...” Steph tertawa terbahak-bahak.
“Ya,
kamu suka memancing sih..” jawabku asal
“Apa
hubungan memancing dan wajah sewotmu? ..” tanya Steph kebingungan
“Ya
berhunungan erat.. cari saja di internet.” Skak mat. Biar tambah bingung dia.
Salah sendiri suka ‘memancing masalah’ dariku.
“Mbuh lah..” jawabnya pasrah, “.. jadi ke
Wati atau dibuatkan blog..?”
“Blognya
diajari saja. Nanti kapan-kapan aku pinjam laptop kamu ya untuk buat sendiri.
Hehe. Setelah itu kita ke Wati. Sip?”
“
Oke deh. Sini aku ajari!”
“Asiiiiik..”
Dan
hari itu berjalan luar biasa. Kami bertiga keliling kompleks kampus dan
berdebat soal si Bintang jelek. Tidak ada yang aku sembunyikan dari
sahabat-sahabatku soal dia. Namun sedikit sebal adalah si Bintang jelek ini
mencemari kecintaanku pada bintang-bintang dilangit.
Comments
Post a Comment